Prakiraan Harga Emas: XAU/USD Kuat Dekat $3.650 di Tengah Kuatnya Taruhan terhadap Sikap Dovish The Fed

  • Harga Emas mempertahankan rally terbaru di dekat $3.650 di tengah ekspektasi kuat bahwa The Fed akan memangkas suku bunga minggu depan.
  • Para pedagang menaikkan taruhan terhadap sikap dovish The Fed di tengah meningkatnya risiko negatif pada pasar tenaga kerja.
  • Inflasi AS tumbuh pada laju yang lebih cepat di bulan Agustus.

Harga Emas (XAU/USD) menunjukkan kekuatan di dekat level tertinggi sepanjang masa di sekitar $3.650 selama perdagangan sesi Eropa pada hari Jumat. Logam mulia ini diperdagangkan dengan kuat karena Federal Reserve (The Fed) tampaknya yakin dengan memangkas suku bunga dalam pertemuan kebijakan moneternya pada hari Rabu.

Menurut alat FedWatch CME, para trader melihat peluang 7,5% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bp) menjadi 3,75%-4,00% pada 17 September, sementara sisanya menunjukkan pemangkasan suku bunga standar sebesar 25 bp.

Penurunan suku bunga oleh The Fed memberikan dampak positif bagi aset-aset yang tidak berimbal hasil, seperti Emas.

Ekspektasi terhadap sikap dovish The Fed semakin meningkat akibat kekhawatiran yang meningkat di pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS). Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan pada hari Kamis bahwa Klaim Tunjangan Pengangguran Awal naik menjadi 263 Ribu pada minggu yang berakhir 5 September, level tertinggi yang terlihat dalam empat tahun.

Sementara itu, tekanan inflasi yang meningkat juga mendukung harga Emas. Logam mulia, seperti Emas, berkinerja kuat dalam lingkungan inflasi tinggi.

Pada hari Kamis, laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk bulan Agustus menunjukkan bahwa inflasi umum naik pada laju tahunan 2,9%, seperti yang diprakirakan, level tertinggi yang terlihat sejak Februari.

Pada sesi hari Jumat, para investor akan fokus pada Indeks Sentimen Konsumen Michigan pendahuluan dan data Ekspektasi Inflasi Konsumen AS untuk bulan September, yang akan dipublikasikan pada pukul 14:00 GMT (21:00 WIB).

Analisis Teknis Emas

Harga Emas mempertahankan kenaikan di dekat level tertinggi baru sepanjang masa di sekitar $3.650. Namun, Exponential Moving Average (EMA) 20-hari yang miring ke atas di dekat $3.517,70 mengindikasikan bahwa tren keseluruhan tetap bullish.

Relative Strength Index (RSI) 14-hari melonjak ke dekat level-level jenuh beli di sekitar 80,00. Oleh karena itu, pergerakan korektif tampaknya mungkin terjadi.

Di sisi bawah, level tertinggi 22 April di $3.500 akan tetap menjadi level support utama untuk Emas. Melihat ke atas, level angka bulat $3.700 akan berfungsi sebagai resistance utama untuk pasangan ini.

Grafik Harian Emas

Pertanyaan Umum Seputar Emas

Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.

Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.

Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.

Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.

Bagikan: Pasokan berita